Mati

"kamu itu masih normal kan ??" tanya ayu sambil memainkan sebuah kertas bekas buklet pementasan.
"bagaimana menurut mu, yu ??" jawab dwi, yg di tanya malah membalikan pertanyaan. Matanya terpaku pada kotak kotak ubin di bulungan.
"ditanya malah balik nanya, kamu sadar ga sih dwi !!" nada suara ayu agak naik setelah tak ada jawaban pasti dari dwi.
"semoga saja saya masih sadar," jawab dwi singkat, pikirannya sedang tidak disana.
"dari dulu ya wi.. Aku ga pernah bisa nebak apa mau kamu wi, padahal aku selalu bareng kamu" jawab ayu lirih, ia menatap dwi lekat, mencoba merasakan kegelisahan dwi.
"saya ga minta di tebak yu" sahut dwi singkat, mata nya berair,merah,tertunduk lesu.
"berhenti begini wi, sampai kapan? jangan suka menyiksa diri sendiri wi". Ayu mulai menggeser posisinya mendekati dwi.

"ini bukan mau saya yu, saya memang begini..tidak punya hati". Dwi mengepalkan tangannya lalu memukul lantai
"sampai kapan wi?"
"tidak tau yu,"
"apa itu berarti sudah mati wi??"
"sudah. semua yu, semuanya.. saya sudah tidak punya hati"
"karna dia !!"
"bukan, bukan.. Saya memang sudah harus mematikan fungsi hati saya yu,"
"tapi wi.."
"terlambat"
"apa yang terlambat"
"semua.. yu"
"apanya yang semua ??"
"semua sudah mati, tidak berfungsi.."
"tak ada lagi ruang untuk yang baru"
"tidak"
"sama sekali wi?"
"tidak ada, semua sudah di matikan, rusak dan tidak berfungsi"
"kamu gila wi"
"memang, begitu kenyataannya"
"tidak ada cinta lagi ??Perasaan?rindu?kangen?cemburu?resah?"
"semoga tidak"
"kamu gila wi"
"saya bukan gila, tapi mati yu"
"apanya yang mati??"
"semua !! Saya mati rasa !! Mati jiwa,raga,hasrat,nafsu,cinta,hati,angkara.. Semua yu, semua"
"mati.. mati.. kamu mati wi,"


Begitu,begini,
Yang diatas itu adalah perbincangan antara ayu dan dwi.
Ya, dwi ayu lestari
Atau saya
Dwi datang lagi, simbol perasaan mati .
Saya dwi,atau,ayu atau siapa pun..
MATI